JABAR PASS – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan bahwa pneumonia masih dianggap sebagai “pembunuh senyap”, karena menyerang paru-paru, mengganggu pernapasan, bahkan dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak.
“Pneumonia tetap menjadi ancaman serius bagi anak-anak di seluruh dunia. Setiap 43 detik, satu anak meninggal dunia akibat pneumonia, yang berarti sekitar 700 ribu anak meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini—sebuah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar Dante saat peringatan Puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, dikutip dari Antaranews, pada Senin (18/11).
Dante menjelaskan bahwa pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi akut pada saluran pernapasan, baik itu oleh virus, bakteri, atau jamur.
Pada balita, gejala yang sering muncul adalah batuk, kesulitan bernapas, serta tanda pneumonia berat, seperti tarikan dinding dada bagian bawah saat bernapas. Salah satu faktor risiko utama lainnya adalah paparan asap rokok, yang menurut Dante, dapat memperburuk kondisi paru-paru anak.
Ia mengingatkan orang tua yang merokok di rumah bahwa dampaknya tidak hanya membahayakan kesehatan mereka sendiri, tetapi juga melemahkan daya tahan tubuh anak-anak mereka. “Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan orang tua perokok lebih mudah terjangkit pneumonia dibandingkan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” jelas Dante.
Hari Pneumonia Sedunia, yang diperingati setiap 12 November, menjadi momentum penting untuk melindungi anak-anak dari pneumonia dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit ini. Sebagai bagian dari transformasi kesehatan, terutama di layanan kesehatan primer, pemerintah terus berupaya untuk mencegah pneumonia pada anak-anak melalui langkah-langkah pencegahan, seperti vaksinasi dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Namun, Dante menekankan bahwa vaksinasi hanyalah salah satu bagian dari upaya mengatasi pneumonia. Langkah lain yang tidak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang baik untuk anak-anak, guna meningkatkan kekebalan tubuh mereka, di antaranya dengan memberikan ASI eksklusif dan memastikan nutrisi yang tepat bagi tumbuh kembang anak.
“Selain imunisasi, pemenuhan gizi anak juga sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka dan mencegah penyakit pneumonia,” tambahnya.
Sementara itu, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Yudhi Pramono, menyatakan bahwa pneumonia adalah salah satu penyebab kematian terbesar pada balita di Indonesia. Menurut data WHO 2021, pneumonia menyebabkan sekitar 740.000 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun, yang setara dengan 14 persen dari total kematian balita di seluruh dunia.