Oleh: Yudhi Koesworodjati

JABARPASS – Ada banyak cara untuk menemukan makna hidup. Banyak orang telah mencoba beberapa cara dan cara yang paling menarik adalah dengan traveling. Bagi kebanyakan orang tujuan utama traveling adalah untuk bersantai, menjauh dan mencari keheningan. Traveling pun diharapkan memberikan kejelasan tentang hal yang paling utama yaitu kebersamaan dengan keluarga, membangun ikatan emosional yang lebih erat dan membuat hubungan kita dengan keluarga menjadi lebih dalam.

Kita sangat butuh traveling, jeda dari pekerjaan, tidak terjebak dalam pola dan kebiasaan yang sama: rapat, surel, acara yang berulang dan lainnya. Pekerjaan mengisi kantong kita, traveling mengisi jiwa kita, berdampak positif pada kesehatan mental dan emosional.

Terkadang traveling adalah momentum melepaskan diri dari kepenatan semua itu dan mengalami berbagai hal dengan cara yang benar-benar berbeda, memberi semangat baru pada pikiran.

Traveling merupakan perwujudan hakikat hidup – perpaduan harmonis antara tubuh dan jiwa di tengah bentang alam yang luas. Traveling sering kali mengajak kita keberbagai perbedaan: dari tempat persembunyian yang tenang hingga pusat kota yang ramai, menyaksikan berbagai perbedaan ritual kehidupan manusia yang tampak dalam masyarakat, ekstremitas iklim planet kita dan interaksi megah antara gunung dan lautan.

Ketika sesuatu yang baik terjadi dalam hidup, kita seringkali melakukan traveling untuk merayakannya. Jika sesuatu yang buruk terjadi, kita melakukan traveling untuk melupakannya. Jika tidak terjadi suatu apa-apa, kita kerap melakukan traveling untuk mewujudkan sesuatu. Orang bijak melakukan traveling untuk menemukan dirinya sendiri.

Ketika kita mengatakan ingin traveling kita tidak selalu bermaksud ingin menginap di resor mewah atau membeli gantungan kunci dari toko suvenir. Ketika kita mengatakan ingin traveling, yang kita maksud adalah kita ingin menjelajahi tempat lain dan menjadi bagian darinya.

Kita ingin menemukan kedai kopi dan jalan-jalan tersembunyi di Eropa. Kita ingin mendaki gunung dan berjalan di sepanjang pantai yang tenang. Kita ingin bertemu dengan beberapa orang yang tidak seperti kita, namun tetap saja orang-orang yang kita sukai. Kita melihat foto orang-orang dan tempat-tempat yang kita lihat.

Ke mana pun atau alasan kita traveling, selalu ada hal baru yang dapat ditemukan.
Kita traveling karena kita tidak merasa cukup hanya melihat foto dibuku dan brosur wisata, untuk berada di sana, itu adalah segalanya.

Lebih baik melihat sesuatu sekali daripada mendengarnya ribuan kali. Kita ingin pikiran kita selalu terkagum-kagum dengan keindahan di bumi. Saat kita berkesempatan melihat peta dan dapat mengingat bagaimana kita diubah oleh tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, orang-orang yang kita temui, dan hal-hal yang telah kita lihat.

Traveling itu seperti sesuatu yang selalu menggoda kehidupan. Ini adalah gerakan optimisme. Kebahagiaan adalah merencanakan traveling ke suatu tempat yang baru. Terkadang, kita hanya perlu istirahat. Di tempat yang indah. Sendiri. Untuk mengetahui semuanya. Kita dapat merasakan saat terbangun sendirian di kota asing adalah salah satu sensasi paling menyenangkan di dunia.

Dorongan untuk traveling adalah salah satu gejala kehidupan yang penuh harapan.
Kita sangat bergairah merancang skenario itinerary, mengemasi barang-barang dan secara rinci mengabadikan semua kenangan atas nikmat keindahan alam yang Tuhan berikan kepada kita. Kita ingin traveling sebanyak yang kita bisa, sejauh yang kita bisa, dan sebanyak mungkin tempat.

Traveling membuat kita tidak bisa berkata-kata. Mengubah kita menjadi pendongeng. Selalu ada keinginan atau dorongan yang kuat untuk traveling dan menjelajahi dunia.

Traveling membawa kebaikan bagi hati. Traveling penting untuk pikiran kita. Traveling adalah tentang menemukan hal-hal yang kita tidak pernah tahu sedang kita cari. Traveling bukanlah sesuatu yang berada di luar manusia, melainkan didalam diri manusia. Ini semua tentang menghibur jika menyangkut pariwisata.

Traveling menjadikan satu-satunya hal yang kita beli yang membuat kita menjadi lebih kaya, membawa kekuatan dan cinta kembali ke hidup Anda. Penemuan traveling yang sesungguhnya bukanlah mencari bentang alam baru, melainkan mendapatkan pandangan baru. Kita traveling karena kita perlu agar ada sesuatu dalam pikiran kita yang berubah dan itu mengubah segalanya. Kita mendapatkan pendidikan dengan traveling. Traveling mengajarkan toleransi.

Pendidikan terbaik yang pernah kita dapatkan adalah melalui traveling. Tidak ada yang mengajarkan kita lebih dari menjelajahi dunia dan mengumpulkan pengalaman. Traveling mendorong keterbukaan pikiran, dan kita percaya bahwa interaksi yang kita lakukan saat pergi ke suatu tempat dan bertemu orang-orang semuanya mempertajam pikiran.

Traveling membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kaya secara emosional, intelektual, dan spiritual yang kesemuanya itu membentuk kita lebih bijak dalam menilai suatu situasi. Setiap traveling terasa seperti langkah lebih dalam menuju penemuan jati diri karena ada pengalaman baru, pelajaran hidup dan pertumbuhan pribadi yang sangat berharga.
(Yudhi Koesworodjati, Dosen Tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan dan Pemerhati Pariwisata)**”