JBARPASS – Menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, literasi teknologi tidak lagi menjadi pilihan, tetapi merupakan kebutuhan utama. Bercermin pada kondisi yang cukup sulit di masa pandemi Covid-19, para pendidik dihadapkan pada situasi darurat yang menuntut adaptasi cepat terhadap teknologi, khususnya dalam konteks pembelajaran daring.
Namun realitanya, tidak semua pendidik memiliki kemampuan tinggi dalam menggunakan teknologi secara optimal. Untuk menjawab tantangan ini, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Islam Bandung (UNISBA) menggagas program pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan Sertifikasi Microsoft Certified Educator (MCE) bagi para guru di beberapa institusi pendidikan.
Salah satu kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2022, dan masih dilaksanakan hingga sekarang secara periodik pada beberapa lokasi di Provinsi Jawa Barat.
MCE adalah sertifikasi yang dirancang untuk membantu guru memahami konsep 21st Century Learning Design (21CLD). Konsep ini mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kolaborasi, kreativitas, komunikasi, dan pemecahan masalah dunia nyata.
Pelatihan ini menjadi jawaban atas kebutuhan para pendidik agar tidak hanya sekadar menguasai materi ajar, tetapi juga mampu mendesain pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Salah satu di antaranya adalah Kegiatan Diklat Sertifikasi MCE untuk pada guru dari MTs dan SMK Muhammadiyah di Tarogong, Garut. Dengan dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNISBA, para peserta mengikuti serangkaian pelatihan secara daring dan luring selama beberapa hari.
Menurut Ketua PKM yang juga Dosen Prodi Matematika UNISBA, Gani Gunawan, S.Si., M.Si., kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menghadapi dinamika pendidikan modern.
“Kami melihat bahwa keberhasilan pembelajaran di era digital tidak hanya bergantung pada fasilitas, tetapi pada kesiapan para pendidik/guru dalam memanfaatkan teknologi secara kreatif dan bermakna. Melalui pelatihan ini, kami berharap para guru mampu membawa semangat inovasi ke ruang kelas masing-masing,” ujarnya.
Metode Pelatihan dan Hasil yang Dicapai
Diklat Sertifikasi MCE terdiri dari beberapa tahapan. Dimulai dengan pre-test untuk mengukur kemampuan awal, diikuti dengan penyampaian tujuh modul MCE yang mencakup berbagai aspek seperti: Kolaborasi, Efektif Berkomunikasi, Regulasi Diri, Pemecahan masalah berbasis dunia nyata, Berinovasi, Penggunaan Media Informasi dan Komunikasi, Penggunaan Teknologi Informasi untuk Pendidik.
Nara sumber sekaligus pemateri pelatihan adalah Erwin Harahap, S.Si., M.Sc. (Dosen Prodi Matematika UNISBA) yang telah berpengalaman dalam pengembangan pelatihan berbasis teknologi dan sertifikasi guru. Beliau memberikan pendampingan langsung selama proses pelatihan dan membantu peserta dalam memahami konsep serta strategi pembelajaran abad ke-21.
Setelah itu, peserta diberikan latihan soal untuk persiapan ujian sertifikasi. Post-test dilakukan untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan peserta setelah pelatihan. Hasilnya adalah tidak hanya skor post-test yang meningkat secara signifikan dibandingkan pre-test, tetapi juga antusiasme peserta terlihat dari diskusi lanjutan melalui grup media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah memberikan dampak positif terhadap pemahaman guru dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran.
Diklat Sertifikasi MCE telah dilaksanakan oleh Program Studi Matematika FMIPA UNISBA sejak tahun 2018. Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi model bagi pemerintah dan juga institusi pendidikan lain untuk lebih fokus dan berkomitmen mempersiapkan guru menghadap tantangan di era digital.
Teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga bagian integral dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan berbasis teknologi. Langkah ini menjadi bagian dari kontribusi nyata dunia pendidikan dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global.***





