JABARPASS – Abu Mohammad al-Julani menyampaikan pidato kemenangan dari Masjid Umayyah di Damaskus setelah berhasil menumbangkan rezim Bashar al-Assad.
Pemimpin pemberontak di Suriah ini menganut toleransi sektarian.
Membutuhkan waktu tidak sebentar untuk merencanakan dan menyempurnakan narasinya.
Al-Julani sebelumnya merupakan seorang pejuang muda Al-Qaeda dalam waktu dua dekade yang lalu.
Al-Julani untuk mengumumkan kemenangannya memilih Masjid Umayyah di Damaskus.
Merupakan salah satu masjid tertua di dunia berusia 1.300 tahun.
Sebuah tempat yang memiliki kepentingan keagaamaan yang tinggi, bahkan dia tidak memilih istana atau pun studio.
Pidatonya merupakan pesan pada semua pihak yang menyebabkan dirinya berada di tampuk kekusaan.
Dia merupakan seorang muslim Sunni bagian dari mayoritas penduduk Suriah, sementara itu Assad seorang Alawi.
Namun, dalam pidatonya ia memilih kata-kata untuk mendobrak batasan-batasan lama atas perbedaan. (Rizky Anugrah)
Foto kalhh/ Pixabay