JABARPASS – Ratusan seniman budayawan unjuk kebolehan dalam acara Riksa Budaya di Alun-Alun Puspawangi, Kabupaten Indramayu, Senin 2 Desember 2024. Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) melalui Bidang Kebudayaan ini, makin menarik dan meriah, karena kegiatan dikolaborasikan dengan Festival Mangga.
Festival Mangga sendiri merupakan acara yang rutin diadakan Pemkab Indramayu sejak 2021 lalu. Festival tersebut menegaskan bahwa Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah di Indonesia yang konsisten memproduksi buah mangga dengan kualitas unggulan.
Dalam acara kolaborasi yang kali ini mengangkat tema ‘Geten, Titen, Telaten’, para seniman tampil membawakan berbagai atraksi seperti Puisi Dermayu, Bujanggaan, Kidung Memitu, Tembang Dolanan Anak Salimpetan dan Ula-ula Kelabang, Tari Topeng Kelana Udeng Dermayu, Parikan (pantun bahasa Jawa), Tari Randu Kentir, Tari Sintren, Seni Tarling, Goong Renteng, hingga Wayang Kulit.
Penampilan para seniman itu, juga sesuai dengan tujuan Riksa Budaya, yakni memperkuat nilai budaya lokal dengan konsep gotong royong, dan dilaksanakan setiap tahun di tiga wilayah budaya Jawa Barat yaitu Sunda Priangan, Cirebon Dermayu, serta Melayu Betawi.
Keunikan dan kemeriahan acara juga terlihat dalam sesi sambutan dengan mengadakan kolaborasi pertunjukan Kuda Lumping, Ronggeng Ketuk, dan Berokan yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Barat.
Selain itu terdapat terobosan budaya yang terbilang baru serta pertama kali digelar yakni kolaborasi Wayang Kulit dengan Sandiwara Dermayu yang diselenggarakan pada malam hari.
“Riksa Budaya tidak hanya menguatkan jati diri kita, tapi juga menegaskan bahwa budaya merupakan pemersatu yang sangat penting di tengah era globalisasi yang sering membawa tantangan berupa hilangnya identitas lokal. Karena itu, budaya harus menjadi jangkar yang kokoh,” kata Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin yang diwakili Dodo Suhendar selaku Plh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
“Kami berharap melalui Riksa Budaya ini, masyarakat terdorong untuk lebih aktif melestarikan dan mengembangkan budaya-budaya lokal. Inisiatif ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Pada kesempatan ini, Pemprov Jabar juga sempat menyerahkan penghargaan Apresiasi Warisan Budaya Indonesia kepada Kabupaten Indramayu. Penghargaan tersebut diterima oleh Bupati Indramayu Nina Agustina, yang diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Aep Surahman serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu.
“Alhamdulillah Indramayu kembali diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah kegiatan Riksa Budaya. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Geten, Titen, Telaten’ yang artinya tekun, teliti, dan ulet. Harapan kita tentu semua bisa turut meresapi makna tersebut sehingga mendapatkan hasil yang terbaik dan juga berkah,” ungkap Sekda Kabupaten Indramayu.
“Riksa Budaya merupakan kerja sama antara Pemprov Jabar dan Pemkab Indramayu untuk melestarikan karya budaya yang telah ditetapkan dalam WBTB tingkat provinsi maupun nasional. Ini sekaligus sebagai bentuk apresiasi terhadap para pelestari budaya,” tambahnya.
“Kabupaten Indramayu ini dijuluki Kota Mangga karena memang memiliki produksi mangga yang berlimpah sekitar 1,5 juta kuintal setiap tahunnya. Ada sekitar 24 jenis mangga asli Indramayu. Oleh sebab itu, sejak 2021 kita mengadakan Festival Mangga yang digelar setiap tahun agar dapat dikenal oleh dunia luar dan dilestarikan seluruh lapisan masyarakat,” jelas Sekda Indramayu.
Secara simbolis, acara dibuka dengan membunyikan alu dan lesung serta diikuti prosesi makan mangga hasil Memanen Gunungan Mangga. Turut hadir dalam kegiatan ini Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar, Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar Febiyani, serta jajaran Forkopimda.