JABARPASS – Sukses dalam roadshownya di Jakarta dan Makassar, Haji Cepat Mujamalah Indonesia (HCMI) kembali melakukan gebrakan. Kali ini wilayah di Jawa Timur yang menjadi sasaran terkait upaya membantu para tamu Allah menuju ke Arafah dengan aman, nyaman, legal dan berkah.
Sebanyak 35-40 pelaku yang tergabung travel haji dan umrah, kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), serta kalangan pondok pesantren di Jawa Timur berpartisipasi dalam kegiatan yang dipusatkan di sebuah hotel di Mojokerto tersebut, Sabtu, 2 November 2024.
Dalam pelaksanaan kegiatan di Jawa Timur ini, HCMI menggangeng Ara Afian yang merupakan owner sekaligus founder Basecamp Marketing Markaz Kampung Bos-Kediri PT Basmalah Jaya Digitalisasi & Distiribusi Multibranding, berkantor pusat di Kediri.
Kehadiran HCMI pada dasarnya dilatarbelakangi oleh banyaknya persoalan yang membuat pelaksanaan ibadah haji yang merupakan rukun kelima bagi umat Islam ini terganggu. Sehingga menyebabkan banyak umat muslim yang akhirnya gagal berangkat, tidak nyaman dalam melaksanakan ibadah, dan lain sebagainya.
Sebab itu, HCMI hadir dimaksudkan untuk memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang menimbulkan rasa tidak aman serta tidak nyaman dalam menunaikan ibadah haji.
Menurut Ketua HCMI, Yusuf Indra Supriatna, pihaknya merasa prihatin dengan lamanya masa tunggu (waiting list) haji di Indonesia yang kini sudah mencapai puluhan tahun. Bahkan di wilayah Jawa Timur sendiri rata=rata sudah mencapai 30 tahun untuk masa tunggu haji.
Selain itu, tambah Yusuf, keprihatinan muncul pula dengan adanya penyelenggara ibadah haji yang kurang amanah, sehingga berdampak terhadap jemaah. “Sebab itulah HCMI hadir untuk memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi tersebut,” ungkapnya.
Per;u dipahami, lanjut mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Amphuri) Jabar ini, visa mujamalah yang digunakan HCMI tidak mengganggu atau berdampak terhadap kuota resmi yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia.
Intinya, ujar Yusuf, HCMI benar-benar ingin memberikan solusi utama bagi siapa saja yang ingin berangkat haji pada tahun 1446 Hijriyah, “HCMI hadir dari sejumlah tokoh yang merasa peduli sekaligus terpanggil untuk memberikan solusi dalam penyelenggaraan haji di Indonesia dengan memberikan kepastian, aman, nyaman, legal, dan profesional tentunya,” sebutnya.
Ia menjelaskan, HCMI lahir diiinisiasi oleh sejumlah pelaku haji dan umrah yang selama ini sudah memberikan banyak kontribusi dalam penyelenggaraan haji maupun umrah di Indonesia.
Sebut saja H. Vgeppy Wahyu Hidayat yang merupakan founder HCMI dan juga Direktur Utama PT. Jasa Wisata Nusantara atau lebih dikenal dengan nama branding JAWARA Tour & Travel. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Amphuri.
Kemudian Yusuf Indra Supriatna, founder HCMI yang juga merupakan Direktur Utama PT. Saabiq International Tour & Travel atau dikenal dengan nama branding Wahana Saabiq, pernah menjabat sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) serta menjadi Ketua DPD AmphuriJawa Barat. Selain itu pernah pula menjadi inisiator munculnya Forum Komunikasi Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh) Jawa Barat, dan penggagas Paguyuban Penyelenggara Haji dan Umrah (PPHU) Jawa Barat bahkan pernah menjadi ketuanya, serta aktif dalam berbagai perkumpulan maupun penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia.
Terakhir, ada H. Nawawi Toha, yang dikenal sebagai seorang muthawif profesional dan sudah menangani banyak travel dalam penyelenggaraan haji khusus, haji reguler maupun umrah. Selama 30 tahun lebih bermukim di Saudi Arabia khususnya Mekah dan Madinah untuk memberikan pelayanan hotel, katering, transportasi, handling, dan lainnya bagi jemaah haji maupun umrah asal Indonesia dan mancanegara.
Yusuf mengungkapkan, visa yang digunakan dalam program HCMI ini adalah visa haji resmi yang dikeluarkan Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. “Untuk penyelenggaraannya, kami menggandeng Jawara Tour sebagai salah satu PIHK di Indonesia,” tutupnya.*