JABAR PASS – Dua kecamatan di wilayahnya telah dilanda banjir akibat hujan deras. Dua kecamatan yang terdampak adalah Dayeuhkolot dan Bojongsoang.
“Iya, banjir terjadi di dua kecamatan, yakni Dayeuhkolot dan Bojongsoang. Kami sedang melakukan survei di daerah Baleendah, yang kemungkinan juga terimbas dari aliran Sungai Cisangkuy. Namun, aliran di sana tidak terlalu besar, sehingga tidak menyebabkan banjir,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama kepada awak media, Kamis (21/11/2024).
Banjir di kedua kecamatan tersebut dipicu oleh meluapnya Sungai Cikapundung yang berasal dari arah Kota Bandung. “Air datang tiba-tiba dari arah Kota Bandung, mengalir melalui Cikapundung dan menuju Dayeuhkolot. Daerah yang terdampak parah adalah Citeureup, karena wilayah ini merupakan bagian dari aliran Sungai Citarum dan Cikapundung,” jelasnya.
Di Kecamatan Bojongsoang, dua kampung, yaitu Cijagra di RW 10 dan Cigebar di RW 20, dilanda banjir dengan ketinggian air antara 30 cm hingga 100 cm. Sementara di Dayeuhkolot, banjir melanda dua desa, yakni Desa Dayeuhkolot yang mencakup 12 kampung dan Desa Citeureup dengan 7 kampung. Ketinggian air di kedua desa bervariasi antara 30 cm hingga 110 cm.
“Termasuk satu Jalan Raya Dayeuhkolot yang juga terdampak banjir,” tambah Uka.
Saat ini, BPBD Kabupaten Bandung telah melakukan pemantauan intensif, termasuk assessment, pendataan, dan koordinasi dengan kecamatan, desa, serta OPD terkait di kabupaten. “Kami juga sudah melakukan assessment terkait kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang terdampak,” ucapnya.
BPBD juga mengimbau warga untuk tetap waspada, mengingat musim penghujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025 berdasarkan analisis dari BMKG
“Kami menghimbau agar warga, terutama yang tinggal di dataran rendah, selalu waspada. Jika hujan turun, mereka harus berhati-hati, karena beberapa wilayah sungai bermuara di wilayah tersebut. Warga yang tinggal di dekat sungai harus lebih waspada. Selain itu, warga di dataran tinggi juga harus berhati-hati, mengingat potensi longsor,” terangnya.
“Masyarakat harus bisa membaca potensi bencana di lingkungan masing-masing. Jika ada hal-hal yang perlu ditangani, segera laporkan ke polsek setempat, desa, kecamatan, atau langsung ke BPBD,” tutupnya.