JABARPASS – Peristiwa tak menyenangkan menimpa wisatawan yang tengah menikmati momen liburan. Bahkan, kejadian pemerasan yang dilakukan seorang joki atau pemandu jalur alternatif di Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu 22 Desember 2024 lalu, sempat viral.
Saat itu, pelaku meminta uang sebesar Rp850.000 untuk jasa pengantaran jalan memakai motor menuju SPBU Tugu. Korban yang berasal dari Tangerang, Banten kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Cisarua dan pelaku telah diproses hukum dengan sanksi wajib lapor dan peringatan keras agar tidak mengulangi perbuatannya.
Kejadian lain yang bisa mencoreng dunia pariwisata, adalah pemukulan yang menimpa wisatawan oleh tiga orang di jalur alternatif Puncak, Megamendung, Bogor. Peristiwa bermula mobil wisatawan menyenggol salah satu pelaku hingga cekcok, kemudian terjadi pemukulan.
Korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Megamendung dan ketiga pelaku ditangkap. Polisi lalu melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, kemudian para pihak memutuskan menyelesaikan masalah secara musyawarah dan damai.
Terkait dua kejadian itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mengimbau kepada wisatawan selain mematuhi aturan lalu lintas, juga tidak mudah tergiur oleh tawaran jasa joki jalur alternatif di kawasan wisata.
“Kami mengimbau kepada wisatawan untuk tidak menggunakan jasa joki pariwisata agar terhindar dari getok tarif. Wisatawan supaya mengikuti arahan polisi yang mengatur lalu lintas,” ucapnya.
Benny menambahkan, untuk mencari jalur alternatif, wisatawan mempunyai pilihan untuk menggunakan Google Maps atau aplikasi lain.
Namun dalam mencari jalur alternatif juga berisiko, jarak bisa menjadi lebih jauh, tersesat karena petunjuk di aplikasi tidak akurat atau potensi gesekan dengan warga sekitar yang merasa terganggu jalan di lingkungannya mendadak macet.
“Jadi bijak memilih antre di jalur utama, biar lama, tapi aman karena banyak sesama wisatawan dan petugas daripada memilih jalur alternatif dengan berbagai risiko,” imbaunya.