JABARPASS – Pemerintah Kabupaten Bandung mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa bumi megathrust. Tak hanya itu, Pemkab Bandung juga meminta masyarakat meningkatkan waspada bencana lain yang bisa saja terjadi akibat cuaca ekstrem saat memasuki musim hujan pada Oktober 2024.
Pemkab juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau perubahan cuaca.
“Menghadapi potensi hujan deras, kami terus melakukan koordinasi dengan BMKG. Hal ini untuk mengantisipasi potensi banjir, dan kita harus terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca tersebut,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama kepada awak media, Selasa (8/10/2024).
Selain mengantisipasi curah hujan tinggi, Pemkab Bandung juga bekerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memantau kemungkinan retakan tanah yang bisa menyebabkan longsor saat musim hujan.
“Retakan tanah yang terisi air berpotensi menyebabkan gerakan tanah atau longsor, sehingga ini perlu kita waspadai,” tambahnya.
Uka juga mengimbau masyarakat untuk menyiapkan langkah pengurangan risiko bencana, terutama yang berada di area rawan seperti lereng perbukitan, kaki gunung, dan bantaran sungai.
“Kami mengimbau masyarakat di sekitar bantaran sungai agar waspada saat hujan lebat, karena ada potensi banjir atau banjir bandang,” katanya.
Pemkab Bandung juga aktif memberikan sosialisasi dan edukasi terkait mitigasi bencana, baik secara tatap muka maupun melalui media sosial. Menurut Uka, masyarakat perlu memahami tindakan yang tepat saat menghadapi gempa.
“Lebih penting lagi, masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan memahami tindakan yang harus dilakukan ketika gempa terjadi,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab Bandung menyarankan warga untuk menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting dan barang kebutuhan darurat.
Masyarakat juga diingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai, untuk mencegah penyumbatan yang dapat memicu banjir.
“Mengimbau untuk tidak membuang sampah ke sungai supaya tidak terjadi penyumbatan pada saluran air,” tambah Uka.