JABAR PASS – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa perhatian terhadap kelompok lanjut usia (lansia) merupakan kunci dalam mewujudkan kesejahteraan kota yang adil dan merata. Hal tersebut disampaikan dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 Tingkat Kota Bandung yang digelar di Kantor Dinas Sosial, Kamis (12/6).
Menurut Farhan, lansia adalah salah satu dari empat kelompok rentan yang harus menjadi prioritas perlindungan pemerintah, bersama anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.
“Kalau keempat kelompok ini terlindungi, insyaallah semua warga akan merasakan kesejahteraan yang adil dan merata,” ujarnya.
Ketimpangan Ekonomi dan Penurunan Daya Beli Lansia
Farhan menyoroti tantangan yang dihadapi lansia di tengah tekanan ekonomi, terutama akibat inflasi. Ia menyampaikan bahwa jumlah hewan kurban tahun ini menurun hampir 30 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan terbesar terjadi dari masyarakat kelas menengah dan lansia.
“Banyak lansia yang hidup dari pensiunan atau tunjangan sosial menahan membeli kurban. Ini sinyal kuat bahwa daya beli kita sedang menurun,” ungkap Farhan.
Ia menegaskan bahwa pengendalian inflasi dan distribusi kebutuhan pokok harus menjadi prioritas pemerintah kota.
Upaya Kecil, Dampak Besar
Dalam sambutannya, Farhan mengapresiasi berbagai inisiatif sosial, seperti pemanfaatan makanan siap saji dari hotel dan restoran sebelum kedaluwarsa untuk dibagikan kepada kelompok rentan, termasuk lansia. Ia menyebut langkah-langkah sederhana seperti ini bisa memberi dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Farhan juga mengapresiasi kerja sama PKK dan Disdukcapil Kota Bandung dalam memastikan bahwa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan penyandang disabilitas mental memiliki dokumen kependudukan seperti KTP.
“Tanpa KTP, seseorang tidak bisa menerima bantuan sosial. Memberi KTP adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas eksistensi mereka,” tegasnya.
Layanan Kesehatan dan Pendampingan Psikososial
Farhan menegaskan pentingnya penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan responsif, serta pendampingan psikososial untuk lansia, terutama mereka yang hidup sendiri atau menghadapi kesulitan ekonomi.
Ia mendorong partisipasi aktif dari pekerja sosial, karang taruna, hingga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk turun langsung mendampingi lansia di lingkungan mereka.
“Kita harus hadir bagi para lansia yang hidup sendiri. Jangan biarkan mereka terabaikan,” ujarnya.
Literasi Digital untuk Lansia
Wali Kota Farhan juga mengajak anak-anak muda untuk menjadi agen literasi digital bagi lansia. Ia mengingatkan bahwa banyak lansia menjadi korban penipuan digital, seperti pinjaman online ilegal dan penipuan kartu kredit.
“Literasi digital itu penting agar lansia tidak mudah tertipu. Kita harus bantu mereka memahami dunia digital dengan aman,” katanya.
Kolaborasi untuk Kota Ramah Lansia
Menutup sambutannya, Farhan mengajak seluruh elemen—mulai dari Forkopimda, lembaga sosial, media, hingga masyarakat umum—untuk berkolaborasi mewujudkan Bandung sebagai kota ramah lansia.
“Bandung tidak bisa saya kelola sendirian. Harus ada kolaborasi. Mari kita bangun Bandung yang ramah bagi lansia dan unggul bagi seluruh warganya,” pungkasnya.






